Pemerintah memperkirakan ancaman El Nino terhadap produktivitas pertanian dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Laju kenaikan permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur diperkirakan akan memperburuk kekeringan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan periode panas El Nino Southern Oscillation (ENSO) akan terjadi pada Agustus 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melihat tanda-tanda El Nino akan kembali terjadi sejak awal Juni 2023.
Menurut Syahrul, El Nino ekstrim diperkirakan akan menyebabkan kekeringan yang melanda antara 560 ribu hingga 870 ribu hektare (ha). Luas lahan yang mengalami kekeringan jauh lebih besar dari biasanya, yakni 200 ribu ha.
Karhutla juga cenderung meningkat di tengah El Nino. Dalam catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada tujuh daerah yang telah mendapat status siaga darurat karhutla dan kekeringan per 29 Mei 2023.
Ketujuh daerah tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
“BNPB akan fokus pada kebakaran hutan dan lahan. Karena BMKG memprediksi pada tahun 2023 musim kemarau akan semakin kering. Potensi karhutla diprediksi lebih besar dari tiga tahun terakhir,” kata Kepala BNPB Suharyanto pada 6 Juni 2023.