Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut pada 10 Maret 2023. Kegagalan bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan rintisan alias startup teknologi ini merupakan yang terbesar di Amerika Serikat sejak krisis keuangan 2008.
Sebelumnya, SVB dinobatkan Forbes sebagai bank terbaik ke-20 di AS pada 2023. Aset perusahaan mencapai US$ 220,4 miliar, sedangkan labanya US$ 1,8 miliar pada 2022. Return on equity (ROE) SVB tercatat 13. 8% tahun lalu.
Kebijakan bank sentral AS yang terus menaikkan suku bunga menjadi awal kegagalan SVB. Ini karena biaya pinjaman melonjak, sementara imbal hasil obligasi rendah. Pada saat yang sama, pelanggan menarik uang mereka secara bersamaan. Akibatnya, SVB bangkrut.
Kini, SVB telah diambil alih oleh regulator AS, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). SVB di Inggris juga telah diakuisisi oleh HSBC seharga satu pound. Langkah-langkah ini diambil untuk mengamankan simpanan nasabah di bank.
Bangkrutnya SVB tidak berdampak langsung pada perbankan di Indonesia. Namun, masih ada potensi pemutusan hubungan kerja alias PHK bagi startup bermodal ventura yang berafiliasi dengan SVB.