liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Beda Posisi Ganjar dan Jokowi Meraih Tiket Capres 2024, Bagaimana Nasibnya?

Beda Posisi Ganjar dan Jokowi Meraih Tiket Capres 2024, Bagaimana Nasibnya?

4 minutes, 15 seconds Read

Dari tiga capres (kandidat) yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi, hanya Ganjar Pranowo yang belum melakukan deklarasi. PDIP, partai politik pria berambut putih itu belum memutuskan calon presiden mana yang akan didukungnya. Artinya, masih belum jelas apakah Ganjar akan menjadi capres atau sekadar penggembira di pesta demokrasi tahun depan.

Meski beberapa survei menunjukkan Ganjar memiliki tingkat elektabilitas tertinggi, bukan berarti Gubernur Jawa Tengah otomatis memenangkan tiket pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Situasi yang dihadapi Ganjar pernah terjadi pada Joko Widodo pada 2014. Jokowi, begitu sapaan akrabnya, baru mendapat restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebulan sebelum pemilihan legislatif berlangsung pada April 2014.

Bukan Megawati yang mengumumkan langsung deklarasi tersebut, karena partai politik seharusnya mengumumkan calon presiden. Deklarasi itu disampaikan melalui surat perintah harian yang dibacakan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani di Lenteng Agung, 14 Maret 2014.

Status Ganjar masih belum jelas, menurut Made Supriatma, peneliti tamu di ISEAS-Yusof Ishak Institute, karena berada dalam posisi terjebak di antara dua kekuatan dalam lingkaran politiknya, katanya dalam artikel di Fulcrum, 2 Maret. 2023.

Di satu sisi, Ganjar merupakan kader PDIP dimana karir politiknya dibangun mulai dari menjadi anggota DPR hingga menjadi gubernur. Akibatnya, dia harus setuju dengan keputusan partai. Sebaliknya, ia dianggap sebagai “putra mahkota” dari koalisi partai politik pendukung Presiden Jokowi.

Artinya, Ganjar berada di antara dua kepentingan politik, PDIP di bawah pimpinan Megawati dan Presiden Jokowi. Jokowi berkali-kali mengisyaratkan dukungannya kepada Ganjar sebagai calon presiden, namun Megawati tak pernah menyebut nama Ganjar dalam berbagai kesempatan.

Bahkan, Megawati kerap mencibir Jokowi yang tak bisa menjadi presiden tanpa persetujuannya. Dalam pernyataannya, Jokowi tak lebih dari “pejabat partai”.

Posisi Ganjar saat ini membuatnya tak mau kehilangan dukungan salah satu kekuatan, partai atau presiden. Pendaftaran calon presiden hanya dapat dilakukan oleh partai politik. Sementara itu, dukungan Jokowi dibutuhkan karena pengaruhnya dalam mendongkrak suara para relawan. Situasi sempit pasca perebutan kekuasaan politik para pendukungnya inilah yang membedakan Ganjar dengan Jokowi pada 2014.

Meski sama-sama kader PDIP, Jokowi relatif baru membangun karir politiknya dari daerah, sehingga tidak terlalu bergantung pada partai pusat. Inilah yang membuat Jokowi lebih “mandiri”, sehingga posisi tawarnya lebih kuat dari Ganjar.

Kekuatan Jokowi di tahun 2014 didukung oleh sekelompok relawan yang membuatnya sangat kompetitif. Ganjar tidak memiliki kekuatan ini. Bahkan para relawan Jokowi yang sempat menyatakan dukungannya terhadap Ganjar, memilih mundur dan mengalihkan dukungannya kepada Prabowo Subianto, lawan Jokowi dalam dua pilpres.

Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di kabinet kedua Jokowi. Bahkan disebut-sebut bisa menjadi calon presiden alternatif dari PDIP jika bisa mengakomodir kepentingan PDIP yang menuntut sistem pemilu legislatif proporsional tertutup.

Lemahnya posisi tawar Ganjar dibandingkan Jokowi juga terlihat dari tingkat elektabilitasnya. Memang elektabilitas Ganjar selalu di atas, tapi tidak setinggi Jokowi sebelum resmi dicalonkan.

Sebelum resmi dideklarasikan, Jokowi pernah memimpin berbagai survei calon presiden pada 2013. Meski namanya hanya masuk belakangan dibanding nama-nama calon lainnya. Pasalnya, Jokowi baru masuk kancah politik nasional setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

Tak butuh waktu lama sejak pertama kali diikutsertakan dalam survei pada Oktober 2012, nama Jokowi langsung melejit ke puncak. Bahkan, tingkat elektabilitasnya terus melonjak melewati Prabowo, yang menjadi penyelenggara pemilihan gubernur Jakarta, sekaligus calon kuat presiden saat itu.

Pada Oktober 2013, menurut survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Jokowi dua kali lipat dari Prabowo. Kepergian Jokowi sekaligus mengubur nama Megawati. Sejak ada Jokowi, elektabilitas putri Soekarno terus turun.

Seperti Jokowi, elektabilitas Ganjar selalu memuncaki sejak April 2022. Namanya mengungguli Prabowo dan Anies Baswedan yang sudah dicanangkan sebagai capres. Sedangkan nama Ketua DPR yang juga salah satu calon presiden dari PDIP, Puan Maharani, sudah hilang. Selektabilitas tidak pernah melebihi 2%.

Meski tertinggi, elektabilitas Ganjar belum bisa menyamai Jokowi pada 2014. Elektabilitas Ganjar hanya sekitar 30%. Sedangkan Jokowi selalu konsisten melebihi 30% sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, dan melonjak menjadi 42,8% saat resmi dicalonkan.

Jokowi mampu menjaga jarak jauh dengan kandidat lainnya. Sementara selisih elektabilitas Ganjar dengan kandidat lainnya cukup tipis yakni kurang dari 10%.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Megawati baru akan mengumumkan calon presidennya pada Juni 2023, dua bulan sebelum batas akhir pendaftaran. Namun, siapa yang akan dicalonkan oleh PDIP? Apakah Ganjar atau kandidat lain?

Ben Bland, dalam bukunya Pria Kontradiksi, kata Jokowi sukses menjual citra rakyat dalam kampanye pemilihan presidennya. Bahkan, ia berhasil menciptakan istilah “blusukan” dalam kosa kata politik tanah air.

Namun dalam pemilihan presiden ini, apakah masyarakat masih mengharapkan capres memiliki citra populis?

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Kurious, bagian dari Katadata Insight Center, menemukan bahwa pemilih masih mengharapkan calon presiden memiliki karakter yang populer. Karakter ini lebih diharapkan dari karakter lain seperti pintar, berprestasi, atau tegas.

Harapan masyarakat sama dengan keadaan menjelang Pemilu 2014. Namun, karakter masyarakat bukanlah harapan utama pemilih. Survei pelacakan Pol pada Januari 2014 menemukan bahwa kandidat dengan karakter bersih dan jujur ​​paling diinginkan oleh publik.

Ekspektasi publik yang tinggi terhadap figur “merakyat” menunjukkan calon presiden mirip Jokowi masih diburu. Hal itu terlihat dari survei elektabilitas yang menempatkan Ganjar di posisi teratas mengingat dianggap sebagai penerus Jokowi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan kepuasan atas kinerja Jokowi terkait elektabilitas Ganjar. Buktinya, kata dia, saat kepuasan publik terhadap Jokowi menurun pada November 2022, elektabilitas Ganjar juga turun.

Sebaliknya, seiring meningkatnya kepuasan terhadap Jokowi pada Desember 2022, elektabilitas Ganjar meningkat. “Dengan senang hati menjelaskan, kalian berdua dari PDIP. Mungkin Ganjar dianggap sebagai sedikit Jokowi,” kata Burhanuddin dalam pernyataan surveinya pada Januari 2023.

Similar Posts