Di era media sosial (medsos) seperti sekarang, ada orang tua yang terbuka untuk membagikan dokumentasi anaknya. Mempublikasikan informasi anak termasuk foto di media sosial disebut sharenting alias berbagi-pengasuhan.
Jika Anda salah satu dari mereka yang melakukan ini, atau berpikir untuk melakukan kemitraan juga, Anda harus memahami batasannya. Pasalnya, berbagi dokumentasi momen bahagia bersama anak di dunia maya memiliki beberapa risiko.
Risiko yang paling mendasar adalah ancaman terhadap privasi anak. Oleh karena itu, hindari membagikan terlalu banyak informasi atau dokumentasi mendetail tentang anak Anda.
Pasalnya, ada hal-hal tertentu tentang anak yang tidak boleh dibagikan orang tua selain gambar. Misalnya nama lengkap anak, umur dan tanggal lahir, alamat rumah dan sekolah, bahkan nama hewan peliharaan.
Memahami dan memiliki batasan dalam berbagi dapat mencegah orang tua untuk melakukan hal ini secara berlebihan. Terlebih lagi, konten yang dibagikan orang tua hari ini mungkin dianggap memalukan oleh anak di kemudian hari. Situasi ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, apalagi jika berbagi menimbulkan perundungan bagi anak Anda.
Selain itu, berbagi juga dapat membentuk perilaku digital yang negatif. Intensitas penggunaan media sosial yang tinggi oleh orang tua akan ditiru oleh anak di kemudian hari.
Sebagai orang tua, kita benar-benar perlu memahami manfaat dan risiko berbagi. Untuk melindungi privasi anak-anak sekarang dan di masa depan.
Terbitnya informasi terkait sharenting sejalan dengan kemajuan Indonesia Semakin Berkemampuan Digital. Ini merupakan program literasi digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.