liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Dua Sisi Sertifikasi Petani Swadaya di Tanah Borneo

Dua Sisi Sertifikasi Petani Swadaya di Tanah Borneo

5 minutes, 53 seconds Read

Selain wilayah di Sumatera, beberapa daerah di Kalimantan juga merupakan penghasil utama kelapa sawit. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur termasuk daerah dengan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia.

Perkebunan kelapa sawit rakyat di Kalimantan dengan luas hampir 1,4 juta hektar (ha) akan berkontribusi terhadap produksi minyak sawit nasional sebesar 2,4 juta ton pada tahun 2021. Angka ini mewakili sekitar 14 persen dari produksi petani kecil Indonesia. .

Luas Kebun Kelapa Sawit Petani (2021)

Luas Wilayah (Ribu Ha) Produksi (Ribu Ton) Kalimantan Barat 583 1117 Kalimantan Tengah 400 517 Kalimantan Selatan 108 251 Kalimantan Timur 259 493 Kalimantan Utara 39 64 Total 1389 2442

Sumber: Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2019-2021

Komitmen petani kelapa sawit di ‘Bumi Borneo’ terhadap prinsip keberlanjutan tidak bisa diremehkan. Berdasarkan data Forum Petani Kelapa Sawit Lestari Indonesia (Fortasbi) terdapat 10 kelompok tani; satu di Kalimantan Barat, dua di Kalimantan Timur, dan tujuh di Kalimantan Tengah.

Jumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani berkisar belasan hingga paling banyak 700 orang. Total petani sawit di Kalimantan yang tergabung dalam Fortasbi mencapai 2.912 orang.

Tidak hanya jumlahnya yang besar, terutama kelompok tani di Kalteng yang dianggap percontohan. Manfaat positif tidak hanya untuk petani tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

“Selain jual beli, harus berpikir luas. (Dengan mengikuti skema RSPO) mereka mendapatkan dana yang bisa mereka kelola sendiri untuk kepentingan kelompok dan anggotanya,” kata Manajer Sekolah Tani Fortasbi Rukaiyah Rafiq saat wawancara dengan Katadata.

Di Kalimantan Tengah misalnya, mereka membuat koperasi simpan pinjam agar petani bisa mendapatkan keuntungan dari kelompok itu, lanjutnya.

Dengan yayasan koperasi yang sama, tujuh kelompok tani di Kalteng dinilai sudah berjalan dengan baik. Selebihnya hanya perlu fokus pada inovasi dan penggunaan insentif. Katanya, ada kelompok tani di sana yang malah mendapat insentif hingga Rp 2 miliar.

Dana insentif tersebut kemudian akan dikembangkan ke berbagai usaha. Ada yang diperuntukkan untuk peternakan sekaligus sebagai sarana pendidikan anak sekolah dan untuk penggunaan pupuk organik.

“Bahkan sekarang berkembang hingga membangun kolam renang umum untuk tempat wisata,” kata Uki Rukaiyah.

Situasi ini juga diakui oleh Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Subur Sutiyana. Ia mengatakan banyak manfaat dengan mengikuti mekanisme sertifikasi, seperti mendapatkan legitimasi yang memperjelas batas-batas lahan.

Pembibitan sapi hasil integrasi program kelompok kelapa sawit. Kredit: KUD Tani Subur

“Terkait juga dengan kesehatan dan penggunaan bahan kimia, kami sadar akan bahaya dan batasan penggunaannya,” ujarnya KatadataSenin (4/10).

Manfaat tersebut belum termasuk insentif RSPO yang diterima KUD Tani Subur. Sutiyana menjelaskan, selain disalurkan langsung ke petani, insentif ini juga digunakan untuk pengembangan usaha.

Selama ini unit bisnis turunan yang dikembangkan antara lain unit simpan pinjam, peternakan, agrowisata, perkebunan, BTS trading, pembibitan bibit kelapa sawit, hingga convenience store dan jasa transportasi untuk membawa hasil sawit.

Toko serba ada KUD Tani Subur. Kredit: KUD Tani Subur

“Prinsip koperasi ini adalah gotong royong. Jadi target kita bukan hanya uang, tapi banyak hal. Salah satunya perluasan unit usaha akan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.

Selain itu juga ada alokasi dana dari insentif RSPO dan pendapatan koperasi yang disalurkan untuk kepentingan sosial. Misalnya, bantuan lembaga pendidikan, perbaikan jalan desa, jaminan kesehatan lansia, dan informasi desa yang mereka alokasikan secara khusus.

“Kami juga berinvestasi di BUMDES, pengembangan ternak, pembuatan pupuk hayati. Sehingga ketika memasuki masa peremajaan kelapa sawit, tidak perlu mencari pinjaman,” ujar Sutiyana.

Operasional kelompok tani di wilayah Kotawaringin Barat yang diasuhnya menjadi proyek percontohan di Kalimantan Tengah, bahkan di Pulau Kalimantan dalam mengembangkan bisnis kelapa sawit berkelanjutan. Mereka memastikan seluruh anggotanya telah mendapatkan sertifikat RSPO dan ISPO. Luas daratannya mencapai 1.400 hektar dan mencakup 95 persen luas daratan di sana.

Berbeda dengan kelompok tani di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Barat petani kelapa sawit masih menghadapi beberapa masalah. Meski bergabung dengan Fortasbi sejak 2017, proses sertifikasi belum sepenuhnya selesai di Asosiasi Petani Kelapa Sawit Keling Kumang (APS Keling Kumang), satu-satunya kelompok tani di sana.

Petani mengangkut hasil panen kelapa sawit. Kredit: Katadata

Mayoritas petani lokal, pemetaan yang lambat, pengabaian sertifikat hak milik, keragaman tahun tanam, dan beberapa perusahaan yang tidak mendukung adalah masalah yang dihadapi di Kalbar.

Kondisi yang memungkinkansebenarnya banyak,” kata Uki membuka penjelasan. Di Kalimantan Tengah, kata dia, dukungan pemerintah daerah dan perusahaan sangat kuat. “Apalagi dia (kebanyakan petani) adalah transmigran, sehingga sertifikasi bisa selesai dalam waktu 1 tahun.”

Uki menjelaskan lambatnya pemetaan juga disebabkan bentuk permukaan bumi yang sangat beragam sehingga batas antar daratan menjadi sulit untuk ditandai.

Berdasarkan analisis Fortasbi, petani swadaya transmigran memiliki kecenderungan lebih cepat membangun kelembagaan dibanding petani lokal. “Mereka sudah berpengalaman dan cenderung mencari cara untuk meningkatkan produktivitas karena lahan mereka terbatas,” kata Uki.

Petani lokal cenderung lebih lambat dalam menjalankan kelompok perkebunan karena umumnya tidak memprioritaskan lahan sawit. Mereka juga memproduksi komoditas lain seperti karet dan buah-buahan.

Meski masih tertahan sertifikasi, inisiatif APS Keling Kumang dalam menerapkan proses berkelanjutan patut diapresiasi. Mereka telah mengalokasikan sebagian lahan untuk dijadikan kawasan konservasi.

“Mereka belum masuk RSPO dan sudah berkomitmen untuk melestarikan 49 hektar. Itu lahan milik petani sendiri yang berkomitmen untuk tidak diolah menjadi lahan sawit,” kata Uki. “Kalau ada apa-apa lagi Kanan baru dapat sertifikat. Hanya belajar dan hanya (melakukan) konservasi.”

Di sisi lain, petani yang tergabung dalam APS Keling Kumang juga mendapatkan manfaat dari proses pelatihan yang mereka terima selain menjadi anggota Fortasbi.

“Sebelum bimbingan, kami mengelola taman secara acak. (Berdasarkan) apa yang kami tahu dan hasilnya tidak bisa membedakan mana yang optimal dan mana yang tidak,” kata Akeng Rubinus, petani sawit swadaya kecil di Kabupaten Sekadau.

Petani mencocokkan data hasil panen dengan perwakilan dari asosiasi. Kredit: Katadata

Akeng mengolah lahan sawit sejak 2003 dan bergabung dengan Fortasbi pada 2016. Selama lima tahun mengikuti forum petani lestari ini, Akeng mengalami peningkatan produksi.

“Setelah pembinaan, Anda bisa melihat peningkatan pendapatan dan pendapatan,” kata Akeng saat wawancara Katadata September lalu.

Selain terkait dengan hasil, pelatihan bagi pekebun swadaya juga memotivasi mereka untuk lebih menjaga lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja.

“Kami berusaha mengurangi penggunaan bahan kimia. Dulu, sebelum dipandu, penggunaan bahan kimia dilakukan secara acak tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan,” ujarnya.

Kini, Akeng dan rekan-rekan petaninya mengukur proporsi pupuk kimia dan berhati-hati saat menyemprotkan pestisida yang kini dianggap berbahaya bagi lingkungan. “Kalau lingkungan ini rusak, otomatis ke depan kita dan anak cucu kita tidak bisa lagi melihat hutan seperti sekarang ini,” tambah Akeng.

Seorang petani sedang merawat pohon palemnya. Kredit: Katadata

Musa, pekebun swadaya yang juga anggota APS Keling Kumang menjelaskan dampak yang dirasakannya dari pelatihan dan pendampingan yang diterimanya. Setelah mendapat bantuan, petani mengetahui jumlah pupuk yang perlu digunakan termasuk perkiraan takaran racunnya.

“Intinya kita benar-benar mendapatkan manfaat yang luar biasa karena kita belajar dari apapun,” jelasnya.

Melihat praktik yang ada dan yang diperoleh di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, program kelapa sawit berkelanjutan untuk pekebun swadaya sejauh ini telah menunjukkan implikasi positif. Tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan petani.

Di Kalteng, Sutiyana menilai peningkatan produktivitas petani bersertifikat cukup signifikan. “Secara umum mungkin peningkatan produksi bisa sampai 10 persen, karena mereka tahu tentang pupuk, tentang buah-buahan yang layak panen,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Credit Union Keling Kumang, lembaga yang memimpin APS Keling Kumang, kata Valentinus, anggota asosiasi perlahan mulai melepaskan diri dari rendahnya angka kemiskinan.

Survei Progress Out of Poverty Index (PPI) yang mereka lakukan menunjukkan bahwa para lajang lahir dari keluarga petani sawit. Petani yang memiliki tanah bebas juga mendapatkan kebebasan finansial sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Similar Posts