Sebagai langkah penting untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai solusi telekomunikasi terdepan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel serius dan terus mengembangkan bisnisnya.
Hingga saat ini, setidaknya ada enam hal yang menjadi poin kuat perseroan.
Yang pertama adalah keberhasilan Mitratel tumbuh menjadi perusahaan menara independen terbesar di Asia Tenggara, dengan kepemilikan 35.000 menara di Indonesia, 42 persen di wilayah Pulau Jawa dan 58 persen di luar Pulau Jawa.
Selain itu, portofolio bisnis yang kuat juga menjadi kekuatan Mitratel dalam mengarungi bisnis telekomunikasi di Indonesia. Portofolio bisnis yang kuat yang memiliki pendapatan jangka panjang dengan visibilitas tinggi.
Pertumbuhan perusahaan juga melampaui rata-rata industri, baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan, disertai dengan pertumbuhan kolokasi. Dengan dukungan pelanggan luxury seperti TSEL dan semua operator seluler terbesar di Indonesia.
Mitratel juga berhasil memperoleh peringkat investasi terbaik (idAAA) dengan outlook stable dari Pefindo, dan bagian dari indeks FTSE Global Equity, IDX80, KOMPAS100, BEI ESG LEADERS, ISSI Index dan JII30.
Secara keseluruhan, ketahanan perusahaan dalam berbagai skenario ekonomi makro global juga diakui. Dan diperkuat dengan ruang pertumbuhan yang sangat besar yang ditandai dengan posisi net debt to EBITDA sebesar 1,7 kali.
Meski Indonesia dilanda pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, Mitratel tetap mencatatkan pertumbuhan yang stabil terlihat dari peningkatan pendapatan sebesar 12 persen dari Rp. 5,027 triliun pada triwulan 3 tahun 2021 menjadi Rp. 5,607 triliun pada triwulan III 2022.
Peningkatan serupa juga terlihat pada EBITDA yang meningkat 16 persen dari Rp. 3.806 triliun pada triwulan III 2021 menjadi Rp. 4,402 triliun pada triwulan III 2022.
Pada saat yang sama, laba bersih juga meningkat 18 persen, dari Rp. 1,309 triliun pada triwulan III 2021 menjadi Rp. 1,227 triliun pada triwulan III 2022.