PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) meraup pendapatan gabungan sebesar Rp 147,31 triliun pada 2022. Pendapatan ini meningkat 2,9 persen dari Rp 143,21 triliun pada 2021.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, Telkom dapat menutup tahun 2022 dengan cukup baik dari aspek kinerja keuangan dan operasional.
“Alhamdulillah Telkom dapat menutup tahun 2022 dengan cukup baik, baik dari sisi keuangan maupun kinerja operasional,” ujar Ririek, dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (28/3).
Pencapaian kinerja tersebut, kata Ririek, merupakan hasil dari fokus perusahaan dalam menerapkan strategi utama Five Bold Moves untuk menciptakan nilai tambah dan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Saat ini, Telkom fokus pada inisiatif FMC (FixedMobile Convergence), InfraCo, dan DC Co (Data Center) serta terus memperkuat fondasi untuk inisiatif B2B Digital IT Service Co dan DigiCo.
Strategi ini merupakan upaya Perseroan untuk membangun keunggulan kompetitif korporasi di ranah bisnis Digital Connectivity, Digital Platforms, dan Digital Services.
Selain itu, hasil gabungan Telkom juga didukung oleh kinerja berbagai segmen bisnis. Di segmen Mobile, Telkomsel sebagai anak usaha Telkom membukukan pendapatan Rp 89,04 triliun atau naik 1,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Bisnis Digital menjadi penyumbang pertumbuhan kinerja dengan kontribusi sebesar 81,9 persen dari total pendapatan.
Di segmen Consumer, pendapatan IndiHome tercatat sebesar Rp 28,0 triliun, naik 6,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, menyumbang 19 persen dari total pendapatan Perusahaan.
Pada segmen Enterprise, perseroan mencatatkan kinerja sebesar Rp19,2 triliun dengan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan.
Segmen ini membukukan pertumbuhan kinerja triwulanan yang signifikan pada triwulan IV 2022
sebesar 9,3 persen secara tahunan.
Sementara itu, pendapatan segmen Wholesale and International meningkat 8,3 persen secara tahunan menjadi Rp 15,4 triliun, disumbang oleh pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Sementara itu, bisnis menara Mitratel membukukan pendapatan Rp 7,7 triliun, naik 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang terutama didorong oleh keuntungan dari sewa menara.