Kehadiran infrastruktur digital berperan penting dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital di tanah air. Keberadaannya dapat menjadi faktor pendorong dalam menangkap potensi nilai ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025 dan meningkat menjadi US$220 miliar pada tahun 2030, menurut SEA e-Konomi Report 2022.
Menurut PwC Indonesia Partner dan Next Level Leader Radju Munusamy, infrastruktur termasuk dalam faktor pertama dari empat faktor utama digitalisasi.
“Ketika kita berbicara tentang pemerataan (digitalisasi), kita harus berbicara tentang akses yang sama. Apa itu akses? Akses adalah infrastruktur. Bagian dari infrastruktur ini bukan hanya penetrasi dan kualitas, tetapi juga keamanan,” kata Radju pada peluncuran laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 pada 5 April.
Pada sub indeks dukungan, skor infrastruktur tercatat tertinggi di 62,8 pada 2023, meski turun dari 64,8 tahun lalu. Hal ini sejalan dengan peningkatan penggunaan telepon seluler sebesar 3,0% pada periode yang sama dan penurunan skor Rasio Rumah Tangga terhadap skor indikator Sambungan Telepon Tetap.
Sub indeks dukungan itu sendiri mengukur aspek-aspek pendukung pembangunan ekonomi digital daerah seperti infrastruktur, keuangan, dan kapasitas pemerintah daerah. Rata-rata untuk sub-indeks Dukungan meningkat 4,6 poin menjadi 50,8.
Terkait progres pembangunan infrastruktur digital di Indonesia, beberapa capaian pembangunan antara lain jaringan fiber optic sepanjang 459.000 km diantaranya 12.300 km termasuk jaringan Palapa Ring, 7.482 unit BTS di area 3T, Satelit High Throughput SATRIA-1 berkapasitas 150GB, Hot Backup Satelit dengan kapasitas 150GB, dan Pusat Data Nasional di IKN.
Dalam laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, empat faktor utama untuk mendorong digitalisasi di Indonesia adalah pemerataan digitalisasi, penguatan pondasi bisnis, peningkatan kerjasama dan penerapan ESG (environmental, social and governance).
Unduh laporan lengkapnya di sini.