Produsen baterai lithium ion (li-ion) asal China memperluas investasinya di Indonesia. Kontemporer Amperex Technology Co. Limited (CATL) menandatangani kesepakatan dengan Indonesia Sovereign Wealth Fund atau Indonesia Investment Authority (INA) saat Indonesia B20 Summit, di Bali beberapa waktu lalu.
Kesepakatan yang juga melibatkan CMB International itu mengumpulkan US$2 miliar (sekitar Rp29,6 triliun) untuk kendaraan listrik ramah lingkungan atau Green EV Fund. “Untuk menangkap peluang ini bagi value chain EV, khususnya di Indonesia,” kata Chief Executive Officer INA Ridha Wirakusumah di luar KTT G20 di Bali, Senin, 14 November 2022.
Ridha menuturkan, dana ini merupakan kontribusi untuk mengurangi emisi CO2 sekaligus mendorong penggunaan kendaraan listrik dan penetrasi pasar. Kendaraan listrik diharapkan lebih maju karena penghematan biaya.
Ini merupakan investasi kedua CATL di Indonesia pada 2022. Sebelumnya, CATL bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk menggarap mega proyek integrasi baterai kendaraan listrik Indonesia.
Kerja sama yang diumumkan pada April 2022 itu melibatkan investasi sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85,77 triliun. Proyek tersebut mencakup penambangan dan pemrosesan nikel, material baterai kendaraan listrik, manufaktur baterai kendaraan listrik, dan daur ulang baterai.
Meski nilai investasi sudah diungkapkan, Presiden Direktur IBC Toto Nugroho mengatakan komposisi pendanaan proyek dari masing-masing perusahaan belum bisa diungkapkan karena masih dalam tahap finalisasi.
“Secara umum, untuk hilirisasi atau pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, IBC dan Antam akan menjadi pemegang saham minoritas. Tapi di atas 30% sampai 40%. Itu komposisi sahamnya,” kata Toto pada Mei lalu.
Indonesia akan menjadi pemegang saham mayoritas di bagian upstream atau hulu proyek ini. Bagian hulu ini meliputi penambangan dan pengolahan nikel.