Peran pekebun swadaya untuk keberlangsungan industri sawit dalam negeri tidak bisa diabaikan begitu saja. Namun hingga saat ini, petani kelapa sawit di Indonesia masih harus menghadapi beberapa tantangan.
Beberapa tantangan tersebut antara lain petani tidak mengoptimalkan praktik pertanian yang baik atau praktik berkebun yang berkelanjutan. Hal ini menyebabkan produktivitas perkebunan mandiri menjadi rendah, yakni berkisar 3,6 ton per hektar pada tahun 2020 hingga 2022. Angka tersebut masih di bawah rata-rata produktivitas nasional sebesar 4,3 ton per hektar pada tahun yang sama.
Situasi ini menyulitkan petani untuk mengakses pasar yang mengakibatkan rendahnya pendapatan petani. Tantangan yang dihadapi petani diperparah oleh fakta bahwa beberapa petani swadaya belum memiliki legalisasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah menerapkan berbagai strategi. Mulai dari peremajaan lahan pertanian, pendistribusian bibit bersertifikat, hingga pengembangan harga referensi global. Pemerintah juga melakukan percepatan sertifikasi ISPO, peningkatan pendanaan penelitian, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.