Berbagai kebiasaan baru muncul selama pandemi Covid-19. Mulai dari belanja online, kerja jarak jauh, dan rapat virtual. Menonton film juga berpindah dari bioskop ke platform streaming video.
Setelah lebih dari dua tahun pandemi, kebiasaan baru ini cenderung berkurang. Data mobilitas yang dikumpulkan Google menunjukkan tren aktivitas masyarakat di Indonesia sudah kembali ke kebiasaan lama sebelum wabah.
Jumlah pengunjung atau mobilitas masyarakat ke berbagai tempat, seperti pusat perbelanjaan, restoran, kafe, museum, taman hiburan, perpustakaan, dan bioskop sudah melebihi batas normal sebelum wabah. Kecenderungan yang sama juga terlihat pada mobilitas untuk bekerja.
Seiring aktivitas masyarakat yang terus berlanjut, pemerintah berencana untuk mengakhiri pandemi Covid-19 secepatnya. Hal ini juga sejalan dengan pergeseran strategi pengendalian virus dari pembatasan mobilitas menjadi vaksinasi.
Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Semakin Ramai
Tren aktivitas masyarakat di luar ruangan mulai meningkat sejak Oktober 2021. Hal ini sejalan dengan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat secara bertahap setelah gelombang Delta mulai menurun.
Puncaknya terjadi di tengah hari raya Idulfitri Mei 2022. Saat itu merupakan hari raya pertama tanpa pembatasan aktivitas. Orang-orang juga menyerbu pusat perbelanjaan dan tempat hiburan lainnya.
Meningkatnya jumlah pengunjung pusat perbelanjaan juga dirasakan oleh pengelola pusat perbelanjaan tersebut. PT Agung Podomoro Land Tbk yang mengelola tujuh pusat perbelanjaan di Jakarta membukukan laba kotor Rp 240,15 miliar dari segmen sewa pusat perbelanjaan pada Januari hingga Juni 2022.
Angka ini meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan laba kotor belum menyamai kinerja sebelum pandemi.
Begitu pula dengan kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk yang mengelola jaringan ritel, kafe, dan restoran. Setelah anjlok tajam tahun lalu, laba bersih perseroan melonjak 316% menjadi Rp 1,2 triliun pada paruh pertama 2022.
Tak hanya pusat perbelanjaan, kunjungan ke perkantoran juga meningkat. Meski tidak semuanya memberlakukan jam kerja penuh, aktivitas di kantor justru meningkat. Pada 7 Oktober 2022, tingkat mobilitas di area perkantoran terlihat 16% lebih tinggi dibandingkan sebelum Covid-19.
Colliers International menyebut terjadi peningkatan penyewa perkantoran baru di ibu kota, baik perusahaan swasta maupun BUMN. “Sebagian besar perusahaan masih lebih memilih sistem kerja campuran, tapi kami percaya mayoritas perusahaan akan kembali ke lingkungan kantor tradisional dalam jangka panjang,” kata perusahaan konsultan real estate tersebut.
Perekonomian Belum Pulih Sepenuhnya
Bangkitnya kunjungan ke tempat ritel, hiburan, dan perkantoran belum menunjukkan bahwa perekonomian telah sepenuhnya pulih dari pandemi. Indeks Penjualan Riil (IPR), yang mencerminkan kinerja peritel seperti supermarket, diperkirakan akan tetap lebih rendah pada September 2022 dibandingkan level 2019 untuk sebagian besar barang.
Survei yang dirilis Bank Indonesia menyebutkan, hanya HAKI makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor, yang melampaui level sebelum pandemi.
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, mengatakan masyarakat cenderung memusatkan pengeluarannya pada makanan dan minuman dan menahan belanja pada barang-barang tahan lama. Hal ini terkait dengan lonjakan harga barang dan jasa konsumsi.
(Baca: Mengapa kenaikan harga pangan paling berdampak pada orang miskin?)
“Bahkan pada 2021 dan 2022, mobilitas mereka sudah mulai pulih, (masyarakat) masih dihadapkan pada kenaikan inflasi,” kata Josua kepada Katadata, Selasa, 18 Oktober 2022.
Masalah ini, menurut dia, membatasi upaya pemulihan ekonomi untuk kembali ke kondisi sebelum pandemi.