Ruang aktivisme pemuda di bidang lingkungan mulai terbentuk. Namun, tidak sebesar itu. Sebuah studi berjudul Next Generation Indonesia yang diterbitkan oleh British Council menemukan bahwa isu perubahan iklim dan keberlanjutan belum menjadi perhatian utama anak muda Indonesia.
Penelitian dilakukan pada masa pandemi COVID-19, tepatnya pada November 2021 hingga Juli 2022. Pandemi telah memusatkan perhatian anak muda pada isu-isu yang dianggap lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti pendidikan dan pekerjaan.
Laporan Next Generation Indonesia juga menunjukkan bahwa 21 persen anak muda merasakan dampak dari bencana tersebut. Efek ini terutama dirasakan oleh Gen Y dan Gen Z di Papua (45 persen), serta Bali & Nusa Tenggara Timur (24 persen). Selain perubahan iklim, kerentanan kaum muda terhadap bencana juga dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang dilalui oleh Cincin Api Pasifik.
Anak muda yang merasakan dampak bencana lebih mampu mengenali hubungan antara perubahan iklim dan kehidupan sehari-hari. Perubahan iklim dapat memengaruhi keamanan finansial, serta akses ke makanan, air, dan perumahan.
Dengan kata lain, pemuda Indonesia memahami bahwa perubahan iklim mempengaruhi semua bidang kehidupan. Kaum muda juga menyadari bahwa mereka yang berasal dari keluarga miskin lebih rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim.