Gelombang protes terhadap pemerintah terjadi di China. Ini adalah protes massal pertama sejak peristiwa Tiananmen pada tahun 1989.
Demonstrasi yang berlangsung pada akhir November 2022 itu berlangsung di 15 kota, termasuk ibu kota Beijing dan pusat bisnis Shanghai. Demonstran memprotes kebijakan ketat protokol karantina Covid-19.
Tingginya kebijakan karantina diduga menjadi penyebab kematian 10 orang akibat kebakaran apartemen di Xinjiang. Korban yang meninggal dikarantina. Karena protokol yang ketat, pemadam kebakaran tiba terlambat di lokasi.
Sebagai protes, ribuan warga berkumpul di pusat kota sambil memegang kertas putih. Buku putih ini melambangkan tindakan keras China terhadap kebebasan berbicara dan penyensoran yang berlebihan.
Demonstrasi massal menyebabkan Partai Komunis Tiongkok melunakkan kebijakan nol-Covid-nya. Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan mengatakan kelemahan varian Omicron membuat China lebih fokus pada upaya pencegahan.
“Angka vaksinasi untuk seluruh penduduk sudah melebihi 90% dan kesadaran serta kualitas kesehatan masyarakat meningkat secara signifikan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 1 Desember 2022.
Rencana untuk melonggarkan protokol karantina termasuk mengurangi pengujian PCR dan mengizinkan orang yang dinyatakan positif Covid-19 untuk dikarantina di rumah. Sebelumnya, China masih menerapkan karantina di pusat-pusat karantina.