Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada triwulan III 2022 positif. Laba konsolidasi, laba usaha, total ekuitas dan aset BUMN mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Di sisi lain, kontribusi BUMN kepada negara juga meningkat. Hal ini terlihat dari kontribusi BUMN yang pada periode 2017-2019 tercatat sebesar Rp 1.130 triliun meningkat menjadi Rp 1.198 triliun pada tahun 2020 hingga triwulan III tahun 2022. Hal ini menunjukkan pertumbuhan kontribusi BUMN terhadap negara. Rp 68 triliun selama pandemi COVID-19.
Sementara itu, tingkat utang dibandingkan investasi tertanam di BUMN tercatat turun 4,6 persen. Pada 2020, rasio utang BUMN masih tercatat 38,6 persen. Kemudian, pada kuartal III 2022 rasionya turun menjadi 34 persen.
Kinerja tersebut, menurut Menteri BUMN Erick Thohir, telah menghapus citra BUMN yang kerap terlilit utang. “Meski menghadapi tekanan di masa pandemi, kinerja BUMN justru membaik secara signifikan pada kuartal III 2022. Stigma BUMN sebagai debitur juga sudah kita patahkan,” ujarnya.
Tahun ini Kementerian BUMN akan melanjutkan agenda transformasi. Menurut Erick, ada empat hal utama yang akan dilakukan dalam rencana tersebut.
Pertama, mem-blacklist atau mengklasifikasikan komisaris dan direksi BUMN ke dalam “daftar hitam” yang memiliki catatan buruk dalam mengelola BUMN, dan tersangka/terdakwa yang dinyatakan bersalah merugikan perusahaan dan/atau keuangan negara. Kedua, penyederhanaan 45 peraturan dan keputusan menteri menjadi 3 peraturan menteri.
Selanjutnya, membuat roadmap Kementerian BUMN periode 2024-2034. Terakhir, memperkuat tata kelola investasi dana pensiun milik pemerintah. “Multiple success, konsolidasi, perbaikan sistem, penguatan leadership, merupakan kunci dan bekal transformasi yang berkelanjutan,” pungkas Erick.