PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus mendukung pemerintah dalam mewujudkan ekonomi hijau dengan menargetkan operasi net zero emission (NZE) pada tahun 2030. Komitmen ini sejalan dengan upaya Bank Mandiri untuk menerapkan bisnis berkelanjutan yang mengacu pada lingkungan, sosial dan aspek tata kelola (ESG).
Ekosistem operasional ramah lingkungan dan rendah emisi ini dilakukan Bank Mandiri melalui berbagai inisiatif. Di antaranya, mengurangi penggunaan kertas, menggunakan air daur ulang, pengelolaan limbah, penghematan energi, pelacakan karbon, hingga memasukkan karbon melalui solusi berbasis alam (NBS) termasuk menanam pohon bakau.
“Berbagai inisiatif telah kami lakukan di antaranya mengurangi penggunaan kertas hingga 46 persen sejak 2019 atau setara dengan menebang 23 ribu pohon untuk mengatasi krisis air bersih dengan meningkatkan penggunaan air daur ulang sebanyak 15 persen di berbagai kantor pusat. ,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar di Jakarta, Rabu (5/7).
“Kami juga secara masif mensosialisasikan green business thinking kepada seluruh pegawai karena kami meyakini untuk mencapai NZE perlu melibatkan secara aktif seluruh jajaran Bank Mandiri,” lanjutnya.
Lebih detail, green business mindset mengintegrasikan operasional agar lebih efisien dalam penggunaan energi, seperti menggunakan 122 kendaraan operasional berbasis listrik, mengoperasikan 241 cabang pintar yang menggunakan 100 persen LED, mendapatkan sertifikasi green building, dan memasang lebih dari 550 panel surya. .
Semua inisiatif ini berhasil menurunkan konsumsi energi sebesar 21 persen dibandingkan baseline tahun 2019.
Sementara itu, untuk mengimbangi emisi, Bank Mandiri menanam 20 hektar pohon bakau tahun lalu dan berencana menanam ribuan pohon lagi melalui NBS ke depan.
Upaya ini bertujuan untuk membantu menyerap emisi karbon yang dihasilkan Bank Mandiri.
Sebagaimana diketahui, isu ESG telah menjadi fokus utama di tingkat global dan mencerminkan komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan. Pasalnya, isu lingkungan dan sosial diperkirakan menjadi risiko terbesar di tingkat global.
“Kami merasa ancaman perubahan iklim semakin meningkat, penurunan kualitas air, hilangnya keanekaragaman hayati memaksa kami untuk bertindak lebih baik. Perusahaan dan organisasi harus benar-benar membangun keberlanjutan dalam setiap aspek operasinya,” kata Alexandra.
Oleh karena itu, untuk mendukung Indonesia mencapai komitmen NZE di tahun 2060, Bank Mandiri berkomitmen penuh dalam mengimplementasikan ESG melalui tiga pilar. Antara lain adalah operasi keberlanjutan, perbankan berkelanjutan, dan perbankan luar yang berkelanjutan.