Peminjam pinjaman online menunjukkan tren kenaikan pada Mei 2023 di tengah lonjakan penggunaan kebutuhan primer dan tersier. Meski demikian, Dewan Jasa Keuangan (OJK) menilai tingkat kelalaian pembayaran pinjaman atau pinjaman online berada pada level yang aman.
Menurut OJK, jumlah rekening penerima pinjaman online meningkat 15,7% menjadi 17,7 juta pada Mei 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Hampir 30% dari penerima ini berada di Jawa Barat. Kemudian menyusul DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.
OJK juga menyebutkan, jumlah total akumulasi pinjaman online meningkat 28,1% menjadi Rp51,46 triliun pada Mei 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan yang terlihat pada April 2023, yaitu sebesar 30,6%.
“Tingginya pertumbuhan pembiayaan pinjaman online menunjukkan bahwa fungsi intermediasi terus berjalan dan tingginya permintaan masyarakat dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah dan cepat dibandingkan perbankan atau perusahaan pembiayaan,” OJK menulis dalam sebuah rilis.koran. diterbitkan pada 8 Juli 2023.
Meski outstanding kredit tumbuh pesat, OJK menilai tingkat gagal bayar masih aman. Tingkat kegagalan penyelesaian kewajiban lebih dari 90 hari sejak jatuh tempo (TWP 90) sebesar 3,36% pada Mei 2023. Namun angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,28%.
OJK menemukan beberapa peminjam mengalami kesulitan karena menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif. Kebutuhan tersebut antara lain membeli perangkat baru, rekreasi, belanja baju dan membayar tiket konser musik.
Pertumbuhan pinjaman online terjadi di tengah maraknya konser artis papan atas dunia. Pada Mei 2023, misalnya, masyarakat berlomba-lomba mencari tiket untuk menyaksikan konser band rock legendaris Inggris Coldplay yang akan digelar di Jakarta Pusat pada November 2023.