liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Menakar Efek Jokowi Bisa Mengerek Kans Kaesang di Pilkada Depok

6 minutes, 0 seconds Read

Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, menjadi perbincangan setelah muncul video yang menjawab isu dirinya mencalonkan diri sebagai calon walikota Depok. Namun, belum bisa dipastikan apakah pernyataan dalam video tersebut menunjukkan kesediaannya untuk ikut bertarung di Pilkada Depok 2024.

“Saya Kaesang Pangarep. Saya telah mendapat izin dan restu dari keluarga saya. Insya Allah dengan ini saya siap hadir sebagai depok pertama. Tolong dukung. Gratis!” kata Kaesang dalam video yang diunggah di Youtube pada 10 Juni 2023.

Wacana tentang pencalonan suami Erina Gudono muncul beberapa waktu lalu. Bahkan, beberapa papan reklame berwajahnya tersebar di Jalan Margonda dan beberapa jalan utama lainnya di Kota Depok. Salah satunya sebagai bahan kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI). “PSI Menang, Datuk Bandar Kaesang,” tertulis di baliho itu.

Ini dapat dianggap sebagai bentuk “mencuri awal“Kaesang menghadapi pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Pengangkatannya dimulai sejak itu, sekitar setahun sebelum kontes politik digelar. Meski, pencalonan Kaesang sebagai walikota masih simpang siur.

Kaesang belum bergabung dengan partai politik mana pun hingga saat ini. Padahal, PDI Perjuangan yang selama ini menjadi tempat berlindung para bapak, ipar, membuka pintunya seluas-luasnya. Di sisi lain, PSI siap menjadi partai yang mengusung Kaesang.

Tak hanya itu, sejumlah pihak masih menganggap baliho dan pernyataan Kaesang sebagai tipu muslihat secara sederhana. Bisa jadi ini hanya strategi kampanye PSI untuk menjaring pemilih muda dan memenangkan pemilihan umum kota Jakarta selatan. Ada juga yang menganggap ini sebagai bentuk promosi bisnis dan produk Kaesang.

Meski belum bisa dipastikan apakah pengusaha yang juga aktif sebagai konten kreator itu dipercaya untuk mengikuti kontes Pilkada Depok tahun depan. Hal ini terlihat dari hasil survei cepat yang dilakukan Pusat Wawasan Katadata (KIC) pada 12-16 Juni 2023 melawan 477 panel online.

Dari survey persepsi masyarakat ini menunjukkan bahwa sebanyak 48% masyarakat menilai Kaesang akan benar-benar maju di Pilkada Depok. Dari jumlah tersebut, 35,8% publik merasa percaya diri dan 12,2% meyakini bahwa pernyataan Kaesang tersebut serius, bukan sekadar pengalih perhatian atau tipu muslihat.

Sementara itu, 39% masyarakat merasa tidak pasti, dengan 11,3% di antaranya merasa sangat tidak pasti.

Meski motif dibaliknya belum jelas dan pasti, kemunculan Kaesang di iklan politik sudah tidak asing lagi bagi keluarganya. Kaesang adalah putra Presiden Joko Widodo. Belakangan, kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi Wali Kota Surakarta. Kakak iparnya, Bobby Nasution, kini juga menjabat Wali Kota Medan.

Lantas, apakah pria kelahiran 25 Desember 1994 ini benar-benar akan mengikuti jejak ayah dan kedua kakaknya? Bagaimana peluang Kaesang jika maju ke Pilkada Depok?

Billboard Dukungan Kaesang Menjadi Wali Kota Depok (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, menjabat sebagai Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Selama kurun waktu tersebut, Jokowi berhasil mempertahankan tingkat kepuasan publik atas kinerjanya di atas 50%. Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) bahkan mencatat angka 79,7% pada akhir Mei 2023.

Tingkat kepuasan yang tinggi ini juga memiliki efek ekor (efek coattail) atau perolehan elektoral bagi orang-orang yang dekat dengan Jokowi. Ini termasuk Gibran dan Bobby yang terkait dengan presiden.

Jika dirunut ke belakang, masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi sekitar 60% pada pertengahan 2020. Persentase itu meningkat menjadi 70,3% pada November 2020 dan 74,5% pada Desember 2020.

Di Solo, elektabilitas Gibran menunjukkan pola serupa. Menurut hasil survei Institut Publik Indonesia (IPI), Gibran memiliki tingkat elektabilitas sebesar 36,8% pada 3-7 Agustus 2020. Angkanya kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 65,3% pada 20-25 November 2020 dalam survei Indo Barometer.

Gibran didukung oleh PDI Perjuangan. Partai politik ini mengusung sang ayah dalam dua pemilihan walikota Solo dan pemilihan presiden. PDI Perjuangan memiliki basis suara yang besar di Solo. Selain itu, Gibran didukung oleh partai politik besar lainnya, seperti Gerindra, Golkar, dan Demokrat.

Sementara saingannya Bagyo Wahyono dan Suparjo Francis Xavier adalah calon independen, tanpa dukungan partai politik manapun.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, kehadiran PDI Perjuangan dan Jokowi menjadi faktor yang diunggulkan Gibran dan pasangannya Teguh Prakosa di pilkada provinsi, seperti dikutip dari di antara pada 7 Desember 2020.

Hasilnya, Gibran dan Teguh meraih kemenangan besar di Pilkada Surakarta 2020 dengan perolehan 86,5% dari total suara. Mereka kemudian didapuk sebagai Walikota dan Wakil Walikota Surakarta yang masih menjabat hingga saat ini.

Selama di Medan, jalan Bobby tak semulus Gibran. Bahkan, kata Qodari seperti “melewati lorong off road.” Pasalnya, Bobby harus menghadapi pemilih yang cenderung apatis dan saingannya Akhyar Nasution adalah incumbent.

Hal itu terlihat dari elektabilitas Bobby yang tidak berubah di kisaran 30-40% sejak pertengahan tahun hingga Pemilu 2020. Misalnya, Indo Barometer mencatat tingkat elektabilitas Bobby sebesar 32,8% dan Akhyar 10% pada 20-25 November. , 2020. Sisanya lebih dari 55% belum diputuskan.

Seperti Gibran, Bobby juga didukung oleh PDI Perjuangan. Namun bedanya, partai politik ini tidak memiliki basis yang kuat di Medan. Partai sapi berhidung putih gagal meraih suara terbanyak di kota itu pada pemilihan legislatif dan wakil gubernur sebelumnya.

Meski begitu, Qodari menilai kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi untuk mendongkrak perolehan suara Bobby di Pilkada Medan 2020. Kemudian, kepuasan terhadap kinerja walikota petahana juga tergolong rendah.

Alhasil, Bobby dan pasangannya Aulia Rachman meraih 53,5% suara di Medan. Mereka berhasil mengalahkan pasangan lawan Akhyar dan Salman Alfarisi yang memperoleh 46,5% suara.

Gibran dan Bobby sama-sama mendapat efek samping dari kepuasan kerja Jokowi yang tinggi. Bedanya, efek ini terlihat pada elektabilitas Gibran yang meningkat menjelang Pilkada Solo 2020, namun tidak berpengaruh signifikan pada elektabilitas Bobby—yang juga dipengaruhi oleh karakteristik pemilih.

Selain elektabilitas, efek jas berekor Jokowi juga terlihat dari kemudahan akses dan dukungan partai politik utama kepada Gibran dan Bobby. Padahal, keduanya baru saja terjun ke dunia politik.

Dalam 20 tahun terakhir, Depok selalu dipimpin oleh seorang walikota yang diusung oleh UKM. Nur Mahmudi Ismail pada 2005-2010 dan 2010-2015, kemudian Mohammad Idris pada 2015-2020 dan periode saat ini.

Partai politik lain berkoalisi dan mengajukan pasangan calon walikota dan wakil walikota dalam setiap pemilihan umum di Depok. Namun, belum mampu mengalahkan dominasi UKM.

Misalnya, Idris dan pasangannya Imam Budi Hartono memperoleh 55,54% dari total suara di Pilkada Depok 2020, dan menjadi pemenang. Padahal, Idris dan Imam hanya mendukung PKS, Demokrat, dan PPP.

Sementara pasangan lawan Pradi Supriatna dan Afifah Alia didukung lebih banyak partai politik yakni Gerinda, PDI Perjuangan, Golkar, PAN, PKB, dan PSI. Pembagian suara mereka sekitar 11% lebih rendah.

Dominasi UKM di Depok juga terlihat hingga pemilihan presiden. Partai politik ini bergabung dengan kubu Prabowo pada pemilu 2014 dan 2019. Hasilnya, Prabowo dan pasangannya memperoleh suara terbanyak di kedua pemilu tersebut, sekitar 57% dari total suara.

Di sisi lain, Jokowi terus menelan kekalahan di Depok. Ia menargetkan hingga 55% suara pada Pemilu 2019. Namun, Jokowi harus puas dengan 43,2% dari total suara, tak jauh berbeda dengan hasil yang diperolehnya di Depok pada Pemilu 2014 lalu.

Tak hanya itu, PDI Perjuangan juga tidak memiliki basis suara yang kuat di daerah ini. Jika dilihat dari komposisi kursi DPRD Depok, partai politik pimpinan Megawati Soekarnoputri ini menempati 10 kursi dari total 50 kursi. Jumlah itu kalah dari PKS yang memiliki 12 kursi.

Kegagalan Jokowi melemahkan dominasi PKS di Depok selama bertahun-tahun sebenarnya merupakan sinyal kuning bagi Kaesang – jika ia benar-benar mencalonkan diri dalam Pilkada Depok 2024. Perjalanan Kaesang menjadi kepala daerah mungkin tak semulus Gibran di Solo.

Malah mungkin lebih curam dari Bobby di Medan. Parpol yang kini terbuka dengan pencalonan Kaesang tidak memiliki basis kuat di Depok, seperti halnya PDI Perjuangan di Medan.

Namun, jika Bobby terbantu oleh tail effect tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi, mungkin Kaesang akan kesulitan mengulanginya. Pasalnya, Jokowi akan mundur sebelum pemilihan Wali Kota Depok dimulai.

Menurut Ujang Komaruddin, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, setelah Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden, posisi Kaesang tidak akan sekuat saat ini. Peluang menjadi nomor satu di Depok tidak terlalu besar.

Similar Posts