Keterlibatan perempuan dalam penanggulangan bencana menjadi penting. Perempuan berperan penting dalam setiap tahapan, mulai dari prabencana, tanggap darurat hingga pascabencana.
Pada tahap prabencana, perempuan perlu dilibatkan untuk mengontrol, memutuskan dan memantau kegiatan pendidikan pencegahan dan penanggulangan bencana. Edukasi ini terkait bantuan untuk korban bencana, serta pengelolaan logistik sebelum terjadi bencana.
Kemudian, pada fase tanggap darurat, perempuan didorong untuk ikut mengontrol, menentukan dan menjamin keselamatan korban bencana, terutama yang rentan. Kegiatan yang sama juga dilakukan dalam hal distribusi logistik dan penyaluran bantuan menurut data terisolir.
Terakhir, pada tahap pascabencana, perempuan dilibatkan dalam memberikan bantuan rehabilitasi fisik dan mental kepada korban bencana. Anda juga dapat memantau kondisi pascabencana.
Untuk meningkatkan keterlibatan perempuan, Wahana Visi Indonesia meluncurkan inisiatif Suara dan Aksi Rakyat. Inisiatif ini diadakan di beberapa wilayah di DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang, Banten.
Suara dan Tindakan Rakyat merupakan pendekatan untuk mendorong akuntabilitas antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Ada tiga tingkatan pelaksanaan Suara dan Aksi Rakyat. Pertama, tingkatkan keterlibatan masyarakat. Kedua, mengadakan pertemuan komunitas. Ketiga, meningkatkan pelayanan dan mempengaruhi kebijakan.
Seluruh rangkaian inisiatif Suara dan Aksi Rakyat telah menghasilkan beberapa rekomendasi dalam hal penanggulangan bencana.
Antara lain, peningkatan kapasitas tim siaga bencana, melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung kesiapsiagaan sesuai konteks ancaman bencana, melibatkan kelompok rentan dalam semua tahapan pengurangan risiko bencana (PRB), serta anggaran dana desa dan daerah. anggaran pemerintah untuk PRB.
Informasi tentang PRB dapat dilihat di website https://wahanavisi.org/id/sinergi.
Bagaimana keterlibatan perempuan dalam PRB di daerah Anda?