Pengumpul sawit ternyata berperan dalam mendorong pekebun swadaya untuk memiliki sertifikasi berkelanjutan. Pengumpul kelapa sawit dari UD Lestari Sumatera Utara tidak hanya mengumpulkan kelapa sawit dari petani dan menjualnya ke perusahaan, tetapi juga memudahkan petani untuk mendapatkan sertifikat berkelanjutan dari RSPO.
Usaha dagang yang merupakan pengumpul Tandan Buah Segar (TBS) ini turut andil dalam pelaksanaan program sertifikasi kelapa sawit RSPO di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Berawal dari 63 petani bersertifikat di tahun 2019, UD Lestari terus berkembang menjadi 626 anggota bersertifikat di tahun 2020.
Manajer ICS UD Lestari, Jumadi, tahun ini menargetkan 920 petani tersertifikasi. Salah satu penyebab meningkatnya petani bersertifikat adalah pendanaan dari sponsor. Selama ini pejabat UD Lestari sudah menceritakan tentang keuntungan yang didapat petani jika sudah memiliki sertifikasi RSPO.
“Selain itu, kami juga membuktikan bahwa kekhawatiran (dampak) sertifikasi itu tidak benar, sehingga banyak petani yang berminat menerapkan sertifikasi RSPO,” ujar Jumadi dalam wawancara bersama. Katadata (9/30).
Sertifikasi RSPO memiliki banyak manfaat bagi petani swadaya. Melalui sertifikasi ini, petani dapat memperoleh pelatihan budidaya kelapa sawit yang baik, keselamatan kerja dan efisiensi kerja. Tidak hanya itu, petani juga dilatih untuk mengelola sampah dan membuat laporan kegiatan di kebunnya.
Petani diberikan insentif berupa uang untuk membeli pupuk hasil penjualan sertifikat RSPO. Bentuk pelatihan lainnya termasuk pengelolaan hasil sawit, pemupukan dan praktik lingkungan terbaik (GAP). Pelatihan ini bersifat wajib bagi petani yang baru bergabung dengan UD Lestari dan dilakukan setahun sekali.
Setelah mendapatkan sertifikat RSPO, praktik budidaya swadaya kini lebih memperhatikan keselamatan kerja dan pengelolaan limbah. UD Lestari juga menyediakan pengumpulan sampah agar praktik pertanian anggotanya dapat memenuhi aspek-aspek pertanian kelapa sawit berkelanjutan.
“Dari sisi peningkatan produktivitas pekebun swadaya masih belum signifikan, hanya sekitar 10 persen,” kata Jumadi.
Anggota UD Lestari di depan ambulans biasa membantu warga. Kredit: UD Lestari
Selain memberikan pelatihan dan mendorong petani swadaya untuk bersertifikasi RSPO, UD Lestari juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, salah satunya melalui penyediaan ambulans. Pengadaan ambulans ini sesuai dengan kebutuhan warga Kabupaten Batubara agar mudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jumadi mengatakan, bansos untuk masyarakat tidak hanya mendapatkan mobil ambulans, tapi bansos meliputi pemeliharaan jalan, bansos sembako dan bantuan tempat ibadah. UD Lestari juga membantu program khitanan massal dan santunan anak yatim secara rutin.
“Ada anggaran khusus dari penjualan sertifikat yang dialokasikan dari UD Lestari sebagai inisiatif membantu warga sekitar,” kata Jumadi.