Mendengar kabar duet capres dan cawapres, Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Hal itu terjadi setelah keduanya mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau musim panen raya di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kebumen. Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, Jokowi, Prabowo, dan Ganjar terekam kamera memperlihatkan kehangatan saat berada di tengah sawah. Mereka bertiga bahkan menyempatkan diri untuk berfoto selfie dengan para petani di daerah tersebut.
Jika melihat hasil survei Charta Politika, jika Ganjar dan Prabowo ditempatkan sebagai pasangan presiden dan wakil presiden, mereka memiliki elektabilitas tertinggi dibanding pasangan lainnya. Charta Politika membuat empat simulasi calon presiden dan wakil presiden dimana Ganjar selalu ditempatkan sebagai calon presiden. Hal ini karena selectability paling tinggi dibandingkan dengan figur lainnya.
Pada simulasi 1, jika Ganjar berpasangan dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, elektabilitasnya 34,6%. Jika dipasangkan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, elektabilitasnya 33,8% sedangkan dengan Ridwan Kamil 35,8%. Sedangkan jika Ganjar berpasangan dengan Prabowo akan mencapai elektabilitas 45,3%.
Namun, kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan Prabowo berpeluang menjadi capres. Bahkan Partai Gerindra membuka peluang menggabungkan keduanya namun dengan syarat Prabowo menjadi capres.
“Saya kira terbuka Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo, dengan syarat Pak Prabowo jadi capres,” kata Hashim usai menghadiri deklarasi relawan Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta, Minggu (12/ 3) seperti dikutip Antara.
Peluang Prabowo dan Ganjar bukan hanya soal elektabilitas tertinggi. Pasangan kedua tokoh ini dinilai menarik karena memiliki basis pemilih yang berbeda sehingga bisa saling melengkapi.
Masih dari survei Charta Politika, basis pemilih Ganjar kuat di Jawa Tengah, DIY, Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Papua. Sedangkan Prabowo Subianto kuat di Jawa Barat, Sulawesi dan daerah lain yang lemah Ganjar.