Pemuda memiliki peran penting dalam aksi pengurangan risiko bencana (PRB). Dalam konteks partisipasi PRB, pemuda memiliki beberapa keunggulan dalam mewujudkan aksi PRB. Oleh karena itu, keunggulan ini merupakan potensi khusus pemuda dalam kesiapsiagaan bencana terkait PRB.
Sejauh ini ada tiga keuntungan spesifik partisipasi pemuda dalam PRB. Pertama, pemuda memiliki akses dan kreativitas yang tinggi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan informasi pendidikan kebencanaan.
Kedua, pemuda merupakan aset strategis dalam membawa perubahan dan kesadaran kesiapsiagaan bencana. Terakhir, para pemuda adalah generasi penerus bangsa yang memiliki semangat untuk menjaga lingkungannya dari bencana di masa depan.
Terkait dengan semakin luasnya akses kaum muda terhadap perkembangan informasi, hal ini dapat dilihat dari proporsi individu yang menggunakan internet menurut umur yaitu mayoritas adalah kaum muda.
Meski begitu, peran pemuda dalam aksi PRB masih tergolong minim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti; pertama, akses untuk terlibat dalam berbagai kegiatan PRB masih kurang. Kedua, minimnya pengetahuan kebencanaan yang dimiliki oleh para pemuda. Ketiga, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada pemuda.
Oleh karena itu, pemuda membutuhkan bekal dan ruang yang lebih luas untuk keterlibatan dan kegiatan terkait PRB. Baik lembaga pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat perlu terus memperjuangkan keterlibatan pemuda dalam kegiatan peningkatan kapasitas baik secara individu maupun kelompok.
Misalnya, pemuda yang tergabung dalam sebuah organisasi dapat melakukan kampanye kesadaran PRB secara langsung melalui pendekatan ke masyarakat, sekolah atau komunitas pemuda lainnya yang secara tidak langsung dapat memanfaatkan media sosial dan media elektronik seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, Youtube.
Berdasarkan kondisi tersebut, Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar kampanye “Pemuda Tahan Bencana”. Kampanye ini melibatkan pemuda termasuk dari kelompok rentan dan dibagi menjadi dua jenis yaitu kampanye online dan kampanye offline.
Sedangkan untuk kampanye online dilakukan melalui berbagai platform media sosial. Sedangkan untuk kampanye offline dilakukan di berbagai event dan melibatkan beberapa komunitas. Diantaranya adalah kampanye PRB oleh pemuda dalam forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) dan kampanye pemuda yang dilakukan bersama siswa sekolah luar biasa (SLB) di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang.
Untuk upaya mewujudkan generasi muda yang tahan bencana, ada tiga rekomendasi utama. Pertama, mencetak pemuda unggul sebagai garda terdepan dalam pendidikan PRB. Kedua, mengumpulkan ide dan perspektif baru dari pemuda dalam pembuatan kebijakan. Ketiga, memfasilitasi kelompok pemuda untuk menjadi bagian dari strategi PRB.