PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunjukkan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal I 2023. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif dan sehat sejak Januari hingga Maret 2023.
Pada kuartal I 2023, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 1,46 triliun, naik 47,65 persen year-on-year (YoY).
“Alhamdulillah, BSI mencapai kinerja yang menggembirakan selama triwulan pertama tahun ini, dan terus memperkuat fungsi intermediasi untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi yang positif,” ujar Hery, dalam keterangan tertulis.
Dari sisi pembiayaan, BSI mampu mengoptimalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian Rp269,26 triliun, naik 12,88 persen YoY. Angka tersebut didominasi oleh Tabungan Wadiah yang mencapai Rp 43,53 triliun.
Untuk pembiayaan, BSI mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan sebesar 20,15 persen YoY menjadi Rp 213,28 triliun. Selama periode tersebut, kualitas pendanaan BSI tetap terjaga baik yang tercermin dari Non Performing Fund (NPF) gross sebesar 2,36 persen.
BSI berupaya untuk fokus pada pembiayaan jangka panjang yang prudent dan berbagai alternatif pembiayaan yang sesuai dengan segmen nasabah. Dengan begitu, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya.
Lebih lanjut, kata Hery, pertumbuhan laba perseroan dibarengi dengan peningkatan aset BSI yang kini mencapai Rp 313,25 triliun atau meningkat 15,47 persen YoY. Pencapaian ini juga didukung oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale.
Pertumbuhan laba juga didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pendanaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya serta fee based income (FBI).
“Kinerja pertumbuhan perusahaan juga didukung oleh strategi respon dan frontloading yang tepat di awal tahun ini, sehingga semua segmen bisnis tumbuh dan berkembang dengan pasti,” ujar Hery.
Per Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp213,28 triliun, didominasi pembiayaan konsumer Rp110,62 triliun, naik 24,04 persen YoY.
Dengan aset tumbuh 15,47 persen yoy menjadi Rp 313,25 triliun, BSI juga mencatatkan rasio keuangan yang kuat, tumbuh dan intermediasi yang baik. Rasio ROE (Return on Equity) BSI sebesar 18,16 persen.
Sedangkan rasio ROA (return on assets) sebesar 2,48 persen dan rasio BOPO (biaya operasional) sebesar 69,65 persen. Artinya, dari segi biaya, BSI mencatat efektifitas dan efisiensi.
Melonjaknya Layanan Digital
Selain berhasil mengoptimalkan penghimpunan dana murah melalui tabungan Wadiah, BSI juga mencatatkan peningkatan fee based income yang didorong oleh berbagai channel yaitu BSI Mobile, cash management dan transaksi digital.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, fee based income BSI mencapai Rp 64 miliar, naik 5 persen YoY.
Layanan digital BSI dikemas dalam BSI Mobile yang dirancang sebagai one stop solution sebagai financial partner, social partner dan spiritual partner.
Cara tersebut terbukti efektif dimana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile telah mencapai 5,18 juta pengguna, meningkat 37 persen yoy. Jumlah ini terus meningkat sejalan dengan pilihan gaya hidup syariah masyarakat.
BSI juga terus berperan aktif dalam penerapan keuangan berkelanjutan. Hingga Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp51,46 triliun atau 24,13 persen dari total pembiayaan.