liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Peta Basis Pemilih Ganjar, Prabowo, dan Anies di Pilpres 2024

Peta Basis Pemilih Ganjar, Prabowo, dan Anies di Pilpres 2024

4 minutes, 18 seconds Read

Tiga calon presiden terkuat yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan memiliki basis pemilih yang berbeda di Pilpres 2024. Hal itu terlihat dari survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) selama dua tahun terakhir.

Dari ketiganya, Prabowo cenderung memiliki basis pemilih dengan tingkat pendidikan yang rendah. Alhasil, pemilih Prabowo berpotensi berubah haluan karena dianggap mudah dipengaruhi.

Dalam rangkaian survei yang dilakukan dalam dua tahun terakhir, SMRC menemukan kaitan antara kelas sosial dan perilaku memilih. Indikator yang digunakan adalah tingkat pendidikan dalam menentukan pemilihan calon presiden.

SMRC membagi jenjang pendidikan menjadi dua kelompok yaitu SD/SLTP/tidak bersekolah dan SLTA/Perguruan Tinggi.

Hasil survei menunjukkan bahwa Prabowo memiliki basis pemilih kelas sosial yang lebih rendah yang berasal dari kelompok berpendidikan rendah. Berbeda dengan Anies dan Ganjar yang sebagian besar didukung basis responden berpendidikan tinggi.

Saiful Mujani, pendiri lembaga riset dan survei SMRC, mengatakan Anies dan Ganjar merupakan sosok yang relatif baru di tingkat pemilu nasional. Bawahan cenderung tidak mengenal kedua tokoh ini.

“Anies ada Latar Belakang akademis dan relatif baru dalam politik, mereka yang pertama kali bertemu dengannya adalah orang-orang yang lebih berpendidikan. “Cenderung sama dengan Ganjar dalam perpolitikan nasional, orang baru, kalangan bawah belum mengenal Ganjar,” ujarnya seperti dikutip dari channel tersebut. Youtube SMRCTV.

Berbeda dengan Prabowo. Menurut dia, Menhan sudah lama dikenal publik dalam kontes pemilihan presiden. Alhasil, banyak kalangan bawah yang sudah mengetahui sosok mantan Danjen Kopassus itu.

Karier politik Prabowo cukup panjang. Ia memulai jalannya menuju pemilu nasional saat mengikuti konvensi calon presiden Partai Golkar pada Juli 2003. Setelah gagal mencalonkan diri pada pemilu 2004, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 2008.

Kemudian pada 2009 menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meski gagal, ia tetap maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014 dan 2019.

Rentan untuk Dipindahkan

Namun, basis pemilih yang berasal dari kelas bawah membuatnya rentan terhadap mobilisasi. Khususnya pemilih berpendidikan rendah. Hal ini kontras dengan pemilih berpendidikan tinggi yang lebih sulit untuk dipengaruhi.

“Praktisnya, pemilih Prabowo lebih rentan termobilisasi sehingga ada potensi elektabilitas Prabowo bergeser ke nomor lain,” kata Saiful.

Mobilisasi politik didefinisikan sebagai upaya aktor untuk mempengaruhi distribusi kekuasaan. Menurut Alan Zuckerman, profesor ilmu politik di Brown University, pemungutan suara bukan hanya tindakan individu. Pemilih adalah bagian dari kelompok sosial dan di dalam kelompok itu mereka dimobilisasi untuk memilih.

Direktur Eksekutif Ilmu Politik (IPR) Indonesia Ujang Komarudin menilai kelas bawah atau mereka yang berpendidikan rendah mudah dipengaruhi oleh kelas atas. Perilaku pemilih bisa berubah tergantung situasi dan kondisi yang ada, serta tergantung permainan para elite papan atas.

Dosen ilmu politik Universitas Al-Azhar itu mengatakan, Prabowo juga perlu menepati janji atau kebijakan yang menguntungkan rakyat kecil.

“Programnya harus pro orang yang bisa membantu mereka. Jika suporternya kelas bawah, tapi tidak dipedulikan, dibukaKalau tidak dapat bantuan, ya mencalonkan kalau ada capres lain yang lebih baik,” kata Ujang Katadata.co.idRabu, 30 November 2022.

Dalam beberapa jajak pendapat, angka elektabilitas Prabowo memang mulai menurun. Hingga awal tahun 2022, posisinya masih cukup dominan. Setelah itu, elektabilitas Prabowo mulai turun dan disusul oleh Anies Baswedan.

Survei Indikator Politik menunjukkan ada kecenderungan suara Prabowo menurun. Menurut Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik, dari ketiga nama itu, Prabowo paling sedikit berinteraksi dengan publik. Salah satu alasannya adalah karena dia sekarang menjadi menteri pertahanan.

Selain itu, Prabowo juga dianggap publik sebagai sosok yang sudah tua. Saat tokoh-tokoh baru mulai aktif bermunculan, pendukung Prabowo mulai bergerak khususnya kepada Anies. “Apalagi setelah deklarasi oleh Partai Nasdem,” ujarnya dalam keterangan survei, Kamis, 1 Desember 2022.

Ganjar Sebut Kaitan Jokowi, Oposisi Anies

Dari segi pendidikan, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan berbagi basis pemilih, yaitu sama-sama memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bedanya, Ganjar dianggap sebagai penerus kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Anies sebaliknya.

Menurut survei Charta Politika, sebagian besar pendukung Anies berasal dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Hal itu tak lepas dari jabatan yang pernah dijabatnya sebagai Gubernur DKI. Sedangkan Jawa Barat memang merupakan daerah yang sebelumnya tidak dikuasai Jokowi.

Sedangkan basis pemilih Ganjar adalah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ia juga kuat di Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan di Maluku dan Papua hasilnya berimbang antara Anies dan Ganjar.

Jika melihat data Kemendagri, wilayah yang dikuasai Anies dan Ganjar memang memiliki penduduk berpendidikan tinggi, meski tidak semuanya. DKI Jakarta yang diperintah oleh Anies misalnya, 54,3% penduduknya berpendidikan SMA/Universitas.

Begitu pula dengan Ganjar yang menguasai wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di Yogyakarta, 39,6% penduduknya berpendidikan tinggi. Meski pendukung Prabowo di setiap daerah hampir sama, namun tidak ada yang terlalu dominan.

Selain itu, terlihat juga bahwa pendukung Anies merupakan kelompok yang cenderung menginginkan perubahan. Persepsi pendukung Anies terhadap situasi ekonomi saat ini dinilai lebih buruk. Sehingga, Anies dianggap melawan Jokowi di mata pemilih.

Sementara itu, pendukung Ganjar menilai situasi ekonomi saat ini lebih baik dari tahun lalu. Pendukung Ganjar cenderung pro dengan keadaan ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi. Sedangkan persepsi pendukung Prabowo terhadap situasi ekonomi saat ini tidak terlalu signifikan.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan agama, Ganjar unggul di basis pemilih non muslim. Sedangkan Anies dan Prabowo cenderung didukung umat Islam.

Namun, persebaran umat Islam hampir merata antara Anies, Prabowo, dan Ganjar. Menariknya, Ganjar didukung secara luas oleh non-Muslim. Di kelompok agama ini, pemilih Ganjar hampir dua kali lipat pemilih Anies.

Similar Posts