liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 LOGIN BARON69 RONIN86 DINASTI168
Senja Kala Profesi Ojek Online?

Senja Kala Profesi Ojek Online?

4 minutes, 12 seconds Read

Profesi tukang ojek online (ojol) sempat populer. Selain jam kerjanya yang fleksibel, penghasilan yang tinggi membuat pekerjaan ini cukup menjanjikan.

Banyak orang yang sebelumnya memiliki pekerjaan tetap memutuskan untuk menjadi driver ojol. Ada juga yang menjadikan profesi ini sebagai pekerjaan sampingan.

Alasannya, penghasilan seringkali lebih besar dari penghasilan di pekerjaan sebelumnya. Apalagi pengguna ojol semakin meningkat karena layanan ini dinilai lebih praktis, cepat, dan efisien.

Meski permintaan untuk menggunakan ojol masih tinggi, minat menjadi driver cenderung menurun.

Hal itu terlihat dari penelitian mahasiswa doktoral London School of Economics Muhammad Yoga Permana yang dirilis pada Oktober 2022. Studi tersebut mengungkapkan bahwa dua pertiga dari 1.000 pengemudi di Jakarta lebih memilih menjadi karyawan dengan jam kerja reguler, daripada menjadi pengemudi ojol.

Menurut penelitian, ada tiga faktor yang menyebabkan driver ojol ingin keluar dari pekerjaannya. Pertamapendapatan yang menurun bahkan sebelum wabah covid-19.

Situasi ini berbeda dengan situasi booming di awal kemunculan ojol. Saat ini skema bonus harian yang ditawarkan oleh aplikasi ojol dinilai sudah tidak menarik lagi.

“Untuk mencapai pertumbuhan yang cepat, pada tahap awal perusahaan mengeluarkan uang untuk merekrut pengemudi,” tulis Yoga Permana.

“Tetapi seiring dengan berkembangnya aplikasi, skema bonus telah dikurangi secara bertahap sehingga hanya beberapa pengemudi berperforma tinggi yang dapat memperolehnya setiap hari.”

Hal itu sejalan dengan hasil survei R&D Kompas pada 2019. Menurut survei, pendapatan rata-rata pengemudi ojol di ibu kota mencapai Rp 10,94 juta per bulan pada 2014. Angka tersebut terus menurun menjadi hanya Rp 4,1 juta per bulan. pada tahun 2018.

Sementara itu, hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan mayoritas pengemudi ojol hanya berpenghasilan Rp 50 – 100 ribu per hari. Ini adalah pendapatan rata-rata driver ojol secara nasional.

Penghasilan ini tidak jauh berbeda dengan biaya operasional yang harus mereka keluarkan setiap hari. Survei menyebutkan, 44,1% pengemudi ojol menanggung biaya operasional antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Biaya operasional ini meliputi bahan bakar serta makanan dan minuman.

Survei tersebut juga menyatakan bahwa 52% pengemudi mengaku jarang mendapatkan bonus dari aplikator. Bahkan 37,4% pengemudi mengaku tidak pernah mendapat bonus.

Bukannya meningkat, pendapatan justru menurun pasca kenaikan tarif ojol. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan resmi menaikkan tarif ojol pada September 2022. Meski kenaikan tarif itu dibarengi dengan penurunan biaya sewa aplikasi ojol dari 20% menjadi 15%.

Biaya sewa dipungut oleh perusahaan aplikator dari setiap pesanan yang dilakukan oleh pengemudi. Misalnya tarif ojol trip adalah Rp 30.000, maka aplikator mengambil biaya sewa maksimal Rp 4.500 atau 15% dari nilai.

Namun, banyak keluhan dari driver yang menyatakan potongan aplikator melebihi batas maksimal 15%.

“Pengemudi ojek online tetap dikenakan potongan biaya pendaftaran sebesar 20%,” kata Ketua Presidium Garda Dua Roda Igun Wicaksono seperti dikutip dari katadata.co.id.

Faktor kedua yang menurunkan minat para driver ojol adalah munculnya pandemi Covid-19. Sektor transportasi termasuk yang paling terpengaruh oleh pembatasan mobilitas.

Pengemudi ojol tidak hanya menjemput penumpang, tapi juga bisa berperan sebagai kurir dan menyediakan layanan pesan antar makanan. Selama pandemi, mereka bisa bertahan dengan melakukan pekerjaan delivery dari restoran atau restoran lain perdagangan elektronik.

Meski begitu, permintaannya tidak banyak dan jumlahnya pengemudi surplus telah menyebabkan pendapatan turun secara signifikan selama pandemi.

Faktor ketiga adalah peningkatan jumlah pengemudi. Banyaknya pembalap membuat mereka merasa harus bersaing satu sama lain.

Pada 2022, mitra driver Gojek sendiri mencapai 2,5 juta. Jumlah ini setara dengan 2% dari total penduduk yang bekerja pada tahun 2022 sebanyak 135 juta orang.

Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 81,31% driver ojol menjadikannya sebagai pekerjaan utama. Sementara hanya 18,69% yang merupakan pekerjaan sampingan.

Mayoritas driver ojol utama sebelumnya berprofesi wiraswasta dan pegawai BUMN. Begitu pula para pengemudi ojol sambilan yang sebagian besar berprofesi utama sebagai pegawai negeri atau swasta.

Mengenai jam kerjanya, Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa 42,8% pengemudi ojol bekerja 6-12 jam sehari. Persaingan yang semakin ketat membuat mereka berusaha mendapatkan lebih banyak pemesanan untuk mendapatkan penghasilan lebih.

Riset Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Prakarsa pada 2017 menemukan, meskipun pengemudi ojol unggul dalam hal jam kerja yang fleksibel, jam kerja cenderung melebihi batas kerja untuk mengejar bonus.

Riset tersebut menemukan bahwa 39% ojek online bekerja seminggu penuh tanpa hari libur. Dilihat dari total jam kerja, 30% driver ojol menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari untuk bekerja. Beberapa juga bekerja hingga 19 jam sehari.

Selama ini hubungan antara driver ojol dengan perusahaan aplikasi disebut sebagai kemitraan, bukan perjanjian kerja. Konsep hubungan semacam ini membuat perusahaan penyedia aplikasi tidak terikat dengan aturan UU Ketenagakerjaan.

Tidak adanya hubungan kerja berarti bahwa pasangan pengemudi tidak berhak menuntut hak-hak yang biasa diterima oleh karyawan pada umumnya, seperti uang lembur, tunjangan hari raya (THR), jaminan kerja dan uang pesangon jika hubungan kerja mereka berakhir.

Prakarsa menemukan bahwa hampir setengah dari pengemudi ojol tidak memiliki jaminan sosial. Dari mereka yang memiliki jaminan sosial, sebagian besar merupakan peserta jaminan kesehatan nasional, baik yang membayar iuran secara mandiri maupun peserta yang menerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah.

Hanya 23% pengemudi ojol yang memiliki asuransi kecelakaan, namun kepemilikan asuransi ini juga berasal dari perusahaan tempat mereka bekerja sebelumnya. Artinya, perusahaan penyedia aplikasi tidak memberikan perlindungan kepada mitra pengemudinya.

Pengemudi ojol hanya mendapatkan asuransi kecelakaan saat mengangkut penumpang atau saat menerima pesanan. Sedangkan saat berkendara sendiri, mereka tidak mendapatkan asuransi kecelakaan.

Dalam kondisi kerja seperti ini, driver ojol menuntut perbaikan dalam pengelolaan ojel online. Misalnya aspek income generation, penambahan besaran bonus, pembatasan penerimaan driver baru dan jaminan sosial.

Similar Posts

COCOL88 GACOR77 RECEH88 NGASO77 TANGO77 PASUKAN88 MEWAHBET MANTUL138 EPICWIN138