Kegiatan penjualan online semakin populer. Beberapa orang melakukannya sebagai pekerjaan sampingan. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai mata pencaharian utama.
Hadirnya berbagai platform pasar alias marketplace memudahkan siapa saja untuk memulai bisnis online. Contohnya pasar e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lainnya.
Ada juga pasar media sosial (medsos), misalnya Instagram, Facebook, dan TikTok. Masing-masing memiliki fitur ‘toko’. Dengan begitu, pengguna bisa mengubah akun media sosialnya menjadi katalog produk.
Persaingan ketat dalam bisnis online mendorong para penggiatnya memutar otak untuk menggaet calon pembeli. Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar bisnis online Anda lebih menguntungkan atau menguntungkan.
Pertama, lakukan riset tentang ide bisnis. Kemudian, tentukan target pasar yang potensial. Ketiga, menetapkan harga yang kompetitif. Selanjutnya, tentukan partner ekspedisi yang terpercaya. Selanjutnya berikan promo untuk menarik pengguna.
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah penamaan toko dengan cara yang menarik, dan pemilihan lokasi pasar yang tepat.
Terkait frekuensi belanja online masyarakat Indonesia, Survei Status Literasi Digital Indonesia yang disusun Kominfo dan Katadata Insight Center (KIC) menemukan 37,9 persen responden berbelanja online setiap beberapa bulan sekali. Dan, sekitar 27 persen responden mengaku berbelanja sebulan sekali.
Pada tingkat yang lebih intens, sekitar 14 persen responden mengaku berbelanja online dua hingga tiga kali dalam sebulan. Kemudian, sekitar delapan persen responden mengatakan mereka berbelanja seminggu sekali, dan dua persen lainnya berbelanja online setiap hari.