Selain keberadaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, akses pelayanan kesehatan di Indonesia sebenarnya tidak merata. Hal ini juga dialami oleh Gen Y dan Gen Z.
Sebuah studi berjudul Next Generation Indonesia yang diterbitkan oleh British Council pada tahun 2022 menunjukkan akses pengobatan menjadi salah satu masalah yang dihadapi kaum muda. Remaja yang tinggal di pedesaan mengaku lebih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan. Biaya adalah salah satu faktor yang membatasi akses ke layanan ini.
Dari 3.093 responden, 41 persen di antaranya menginginkan akses kesehatan gratis. Responden perempuan menyatakan keinginan yang lebih kuat untuk ini, sebesar 44 persen.
Di saat yang sama, pembicaraan tentang kesehatan reproduksi masih dianggap tabu. Padahal, minimnya pendidikan seks dan layanan kesehatan bisa berdampak buruk bagi kaum muda.
Namun, inilah yang sering diabaikan. Laporan The Next Generation Indonesia menyatakan bahwa hanya lima persen anak muda yang menganggap kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan seksual sebagai masalah.
Selain itu, diskusi tentang masalah kesehatan mental semakin meluas di kalangan anak muda. Ini terutama berlaku selama pandemi COVID-19. Anak muda di kota lebih melek tentang kesehatan mental dibandingkan anak muda yang tinggal di desa.
Dalam laporan Next Generation Indonesia terungkap bahwa anak muda yang tinggal di desa justru mengalami tekanan mental yang dirasakan oleh anak muda yang tinggal di perkotaan. Namun, para pemuda yang tinggal di desa tersebut tidak secara langsung mengaitkan stres tersebut dengan masalah kesehatan mental.